Senin, 31 Desember 2018

Pemulihan Pasca Tsunami Selat Sunda

Tsunami Selat Sunda telah berakhir namun BMKG tetap menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk menjauhi bibir pantai dalam radius 500 meter hingga 1 kilometer dikarenakan gelombang besar masih menghantui kawasan terdampak tsunami selat sunda yang terjadi sabtu tanggal 22 Desember 2018 yang lalu.
Tsunami Selat Sunda
Tsunami Selat Sunda

BMKG (badan meteorologi, klimatologi dan geofisika) meminta kepada masyarakat untuk dapat menghindari lokasi dan pesisir pantai di sekitaran selat sunda dalam radius 500 meter hingga 1 kilometer. Selain dari itu, Badan meteorologi, klimatologi, dan geofisika juga membeirkan peringatan terkait potensi terjadinya gelombang tinggi yang dapat terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Adapun wilayah yang berpotensi terjadi gelombang tinggi adalah sebagai berikut.

a. Berpotensi terjadi gelombang tinggi 1,25 meter sampai 2,5 meter:
- Peraiaran Amamapare-Agats
- Laut Selawesi
- Perairan Kepulauan Sangihe hingga Kepulauan Talaud
- Laut maluku Bagian Utara
- Perairan Halmahera
- Perairan Rajaampat 
- Perairan Utara Jayapura-Sarmi
- Perairan Selatan Ambon
- Perairan Selatan Kepulauan Sermata hingga Kepulauan Tanimbar
- Perairan Kepulauan Kei-Aru
- Peraiaran Fakfak-Kaimana
- Selat Sunda Bagian Selatan
- Samudera Hindia Selatan Jawa hingga NTT
- Perairan utara Sabang - barat Aceh, hingga Kepulauan Mentawai
- Perairan Enggano-Bengkulu hingga barat Lampung
- Samudera Hindia Barat Sumatera
- Perairan Utara Kepulauan Anambas hingga Kepulauan Natuna
- Perairan Kepulauan Baubau-Kepulauan Wakatobi
- Laut Arafuru
- Laut Banda Bagian Utara


b. Berpotensi terjadi gelombang tinggi 2,5 meter sampai 4 meter:
- Samudera Pasifik utara Halmahera hingga Papua
- Perairan utara Manokwari
- Perairan utara Biak

Dwikorita Karnawati kepala BMKG dalam jumpa pers di gedung BMKG 25/12 menyatakan bahwa pihaknya meminta kepada kepada masyarakat agar tetap waspada dan menghindari lokasi disekitaran pesisir dalam radius 500 meter hingga 1 kilometer. Dwikorita Karnawati juga menyatakan bahwa pada saat ini masih ada potensi interaksi yang terjadi antara kondisi erupsi vulkanik gunung anak krakatau yang dapat mengakibatkan getaran dan juga terjadinya potensi cuaca yang ekstrem.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar